Reaksi substitusi nukleofilik pada
alkil halide
Kita tentu pernah mempelajari reaksi-reaksi pada alkil halida, pada postingan saya kali ini akan membahas bagaimana terjadinya mekanisme reaksi substitusi nukleofilik pada alkil halide, saya akan mengulas kembali penjelasan-penjelasan mengenai reaksi pada alkil halide. Sebelum membahas reaksinya tentu kita harus paham dengan konsepnya terlebih dahulu. Alkil halide atau umumnya disebut senyawa haloalkana merupakan senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi atom halogen. Yaitu flor(F), klorin(Cl), bromine(Br) dan iodine(I). alkil halide ini merupakan salah satu turunan dari senyawa alkana dimana beberapa atom hydrogen lainnya digantikan oleh atom halogen.
Rekasi
Alkil halide
Reaksi yang terjadi di dalam alkil halide ada dua macam yaitu reaksi substitusi dan eliminasi namun pada postingan saya ini saya akan lebih mengulas mengenai mekanisme substitusi nukleofilik pada reaksi substitusi nukleofilik alkil halide. Sebelum kita memahami mekanismenya tentu kita harus tahu apa itu reksi substitusi.
Reaksi
substitusi merupakan reaksi penggantian gugus fungsi halogen dari alkil halide
dengan suatu atom, ion, atau gugus lainnya.
Misalnya kita menambahkan laruan NaOH dalam air pada larutan alkil
halide lantas kita berfikir apa yang akan terbentuk ya?
→CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-Br
+ NaOH CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-OH
+ NaBr
Dari
contoh diatas dimana hasil reaksi dari NaOH dan alkil halide(senyawa
haloalkana) akan menghasilkan alcohol. Dari reaksi tersebut dimana ion OH-
akan menyerang atom C yang terikat pada atom halogen kemudian atom ion Br-
akan diserang oleh Na+ sehingga produk yang dihasilkan yaitu pentanol
dan natrium bromide.
Lantas
bagaimana terjadinya reaksi substitusi itu sendiri?
Kita
tahu bahwa atom halogen merupakan atom yang lebih elektronegatif dibandingkan atom
karbon maka akan mengakibatkan electron yang ada tertaarik pada atom halogen
dan atom karbon kekurangan electron sehingga atom karbon akan bermuatan positif
dan mudah diserang oleh nukleofil dan terjadi reaksi substitusi.
1.
Reaksi
substitusi nukleofilik
Reaksi
substitusi nukelofilik dapat terjadi melalui dua tahap yaitu pemutusan ikatan
antara atom karbon dan halogen, kemudian pembentukan ikatan antara atom karbon
dan nukleofil. substitusi
nukleofilik adalah suatu kelompok dasar reaksi substitusi, di
mana sebuah nukleofil yang kaya akan elektron, secara selektif
berikatan dengan atau menyerang muatan positif dari sebuah gugus
kimia atau atom yang disebut gugus lepas.
Reaksi
yang berlangsung karena penggantian satu atau lebih gugus dari suatu
senyawa oleh gugus lain disebut reaksi substitusi. Bila reaksi substitusi
melibatkan nukleofil, maka reaksi disebut substitusi nukleoflik (SN) , dimana S
menyatakan substitusi dan Z menyatakan nukleoflik. Bentuk persamaan reaksinya
Dengan Z atau Z- menandakan
nukleofil serta R-X menandakan substrat
dnegan gugus pergi X. Pada reaksi tersebut, pasangan elektron dari nukleofil
menyerang substrat membentuk ikatan baru, sementara gugus pergi melepaskan diri
bersama dengan sepasang elektron. Produk utamanya adalah R-Z. Nukleofil dapat
memiliki muatan listrik negatif ataupun netral, sedangakn susbstrat biasanya
netral atau bermuatan positif.
2. Mekanisme
reaksi substitusi nukleofilik
Pada Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik
terdapat dua mekanisme reaksi substitusi nukleofilik. Masing-masing
dilambangkan dengan SN-2 adan SN-1. Dimana SN menunjukkan substitusi
nukleofilik, sedangkan arti 1 dan 2 akan dijelaskan setelah memahaminya.
a. Mekanisme SN2
Mekanisme
SN-2 merupakan proses reaksi yang melalui satu tahap, dari proses satu tahap
tersebut dapat digambarkan seperti berikut ini:
Nukleofili
menyerang dari bagian belakang ikatan C
– X. Pada tahap tertentu (keadaan transisi), nukleofili dan gugus pergi
keduanya terlibat secara parsial pada karbon tempat berlangsunya reaksi
substitusi. Sewaktu gugus pergi meninggalkan karbon dengan sepasang electron
bebasnya, nukleofili memaberikan sepasang electron electron lain pada atom
karbon.
Angka
dua digunakan untuk menjelaskan mekanisme ini karena reaksi ini bimolecular.
Artinya dua molekul yaitu nukleofili dan substrat, yang terlibat dalam langkah
kunci (hanya satu langkah ) dalam mekanisme reaksi ini
Ciri-ciri
pada reaksi SN2
1. Nukleofil
dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi, sehingga
kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kedua spesies tersebut.
2. Reaksi terjadi dengan pembalikan (inversi)
konfigurasi.
3. Jika
substrat R- X bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat
apabila
R merupakan gugus metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus
tersier.
Lebih
singkatnya bahwa mekanisme SN-2 ialah proses satu tahap yang lazim menyukai
metal halide dan halide primer. Pada umumnya reaksi ini akan berjalan lebih
lambat apabila bereaksi dengan halide sekunder dan tidak dapat bereaksi dengan
halide tersier. Reaksi ini bergantung pada konsentrasi baik nukleofil maupun
substrat.
b.
Mekanisme SN-1
Mekanisme SN-1
merupakan proses dua langkah. Pada langkah pertama yang berjalan lambat, ikatan
antara karbon dengan gugus pergi putus
sewaktu substrat tersebut berdisosiasi
Gugus
pergi terlepas dengan membawa pasangan
elektron, dan terbentuklah ion karbonium. Pada langkah kedua (tahap cepat), ion
karbonium bergabung dengan nukleofil membentuk produk.
Dalam mekanisme SN1, substitusi terjadi dalam dua
langkah. Angka 1 digunakan sebab pada
langkah lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat. langkah
ini tidak melibatkan nukleofil.
ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui
mekanisme SN1:
1. Kecapatan reaksinya tidak tergantung pada
konsentrasi nukleofil. Tahap penentu
kecepatan reaksi adalah
tahap pertama di mana nukleofil tidak terlibat.
2. Jika karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat
kiral, reaksi menyebabkan
hilangnya aktivitas
optik karena terjadi rasemik.
Perbandingan Mekanisme
SN1
dan SN2
Bedasarkan mekanisme
yang telah dijelaskan di atas akan saya tampilkan perbandingan dari kedua
mekanisme tersebut, berikut memuat ringkasan mengenai mekanisme substitusi dan mebandingkannya dengan
keadaan-keadaan lain, seperti keadaan pelarut dan struktur nukleofil.
dari kedua mekanisme
reaksi substitusi nukleofil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa reaksi substitusi nukleofilik terdiri
dari dua jenis yaitu substitusi nukleofilik bimolekuler (Sn-2) dan substitusi
nukleofilik unimo-lekuler (Sn-1). Reaktan yang umumnya digunakan pada reaksi
substitusi nukleofilik yaitu organo halida karena ion halogen merupakan
nukleofil yang sangat lemah (gugus pergi) yang baik.
Permasalahan
1.
Mekanisme
SN-2 merupakan proses yang melalui satu tahap pada mekanisme ini nukleofili
menyerang dari sisi belakang ikatan C – X. Pada tahap tertentu (keadaan
transisi), nukleofili dan gugus pergi keduanya terlibat secara parsial pada
karbon tempat berlangsunya reaksi substitusi.
Tolong jelaskan bagaimana gugus pergi pada mekanisme SN-2 harus terikat/terlibat secara parsial dan apa yang terjadi jika gugus pergi
tersebut tidak terikat secara parsial?
2. Mekanisme SN-2 ialah proses satu tahap yang lazim menyukai
metal halide dan halide primer. Pada umumnya reaksi ini akan berjalan lebih
lambat apabila bereaksi dengan halide sekunder dan tidak dapat bereaksi dengan
halide tersier.
Tolong jelaskan bagaimana dampak suatu gugus
primer, sekunder, dan tersier di dalam mekanisme substitusi SN-2?
3.
Pada
mekanisme SN-1, substitusi terjadi dalam dua langkah. Angka 1 digunakan sebab
pada langkah lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat.
Langkah ini tidak melibatkan nukleofil. Tolong jelaskan mengapa mekanisme SN-1 pada tahap lambat tidak
melibatkan nukleofil?
saya Desi Ratna Sari dengan nim A1C116068, disini saya akan membantu anda dalam menjawab pertanyaan pada nomor 2, dampak dari suatu gugus didalam mekanisme SN-2 yaitu mempengaruhi laju atau lambatnya suatu reaksi dimana reaksi akan terjadi lebih cepat apabila X gugus metil atau primer, dan reaksi akan berlangsung lambat apabila X adalah gugus tersier. gugus X sekunder mempunyai kecepatan pertengahan. Dimana pengaruh dari gugus ini adalah efek rintangan sterik. Rintagan sterik gugus R meningkat dari metil < primer < sekunder < tersier. Jadi kecendrungan reaksi SN-2 terjadi pada alkil halida adalah: metil > Primer > sekunder > tersier
BalasHapusnama saya dolla mulyana harnas dengan nim A1C116080 akan membantu menjawab nomor 3
BalasHapuskarena reaksi SN1 berjalan melalui dua tahap (tidak meliputi protonasi atau deprotonasi). Tahap penentu laju reaksi ada pada tahap pertama, oleh karena itu laju reaksi dari keseluruhan reaksi secara umum sama dengan laju pembentukan karbokation dan tidak melibatkan konsentrasi nukleofil. Oleh karena itu kenukleofilikan tidak menjadi faktor kelajuan reaksi dan laju keseluruhan reaksi hanya bergantung pada konsentarsi pereaksi.
Untuk pertanyaan Nomor 1 saya akan coba jelaskan bagaimana hal diatas dapat terjadi.Saya Demiati(A1C116066)
BalasHapusJawaban :
Gugus pergi harus terikat secara parsiial pada atom tersebut karena Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini mudah diserang oleh) serangan anion dan spesi lain apa saja yang mempunyai sepasang elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dalam suatu reaksi substitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi (leaving group) suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Kemudian apabila gugus pergi tidak terikat secara parsial maka akan mengakibatkan terbentuknya ikatan baru
The Best Casino Online for 2021 | Dr.MCD
BalasHapusBest Casino Online for 2021 | Dr.MCD – a comprehensive 하남 출장마사지 guide 목포 출장샵 to all you need to know 의왕 출장마사지 to play real money 용인 출장마사지 casino games at 삼척 출장샵 Dr.MCD.